Tabel 1. Perbandingan waktu perambatan gelombang tsunami
Lokasi | S1 | S2 | S3 | Hasil Penelitian |
Teluk Betung | 76 menit | 82 menit | 78 menit | < 5000 detik (83,33 menit) |
Kalianda | 48 menit | 48 menit | 45 menit | 2500 detik (41,67 menit) |
Merak | 51 menit | 47 menit | 58 menit | < 3500 detik (58,33 menit) |
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_env.jpg)
Gambar 1. Peta situasi daerah perambatan gelombang tsunami
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr2.jpg)
Gambar 2. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 50 detik (0,83 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr3.jpg)
Gambar 3. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 500 detik (8,33 menit)
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr4.jpg)
Gambar 4. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 1000 detik (16,67 menit)
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr5.jpg)
Gambar 5. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 1500 detik (25 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr6.jpg)
Gambar 6. Perambatan gelombangan tsunami pada waktu t = 2000 detik (33,33 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr7.jpg)
Gambar 7. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 2500 detik (41,67 menit)
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr8.jpg)
Gambar 8. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 3000 detik (50 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr9.jpg)
Gambar 9. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 3500 detik (58,33 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr10.jpg)
Gambar 10. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 4000 detik (66,67 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr11.jpg)
Gambar 11. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 4500 detik (75 menit).
![](http://ft-sipil.unila.ac.id/pantai/tsunami_jpg/tsunami_gbr12.jpg)
Gambar 12. Perambatan gelombang tsunami pada waktu t = 5000 detik (83,33 menit)
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang dipresentasikan dalam Gambar 2 sampai dengan Gambar 12 menunjukkan simulasi perambatan gelombang tsunami akibat meletusnya gunung anak Krakatau untuk setiap waktu t mulai dari 50 detik sampai dengan 5000 detik. Dari penelitian yang dilakukan, dihasilkan 100 gambar simulasi perambatan gelombang tsunami, tetapi yang dipresentasikan dalam penelitian ini adalah hanya 12 gambar saja. Sumber gelombang yang dipergunakan untuk mensimulasikan letusan gunung anak Krakatau adalah berupa sumber gelombang titik dengan tipe Ricker wavelet. Signal atau gelombang yang disimulasikan ini adalah merupakan gelombang tunggal. Dengan menggunakan Ricker wevelet, gelombang yang dihasilkan lebih halus bila dibandingkan dengan gelombang sinus. Dari posisi koordinat 6o06'00'' Lintang Selatan dan 105o24'00'' Bujur Timur, gelombang tsunami dengan ketinggian 200 meter merambat ke pantai profinsi Lampung dan profinsi Banten. Dalam perambatannya gelombang terhalang oleh pulau-pulau disekitarnya, sehingga gelombang tsunami yang merambat tersebut terdispersi seperti tergambar. Warna merah tua dengan skala 50 dan warna biru tua dengan skala 50 menunjukkan maksimum dan minimum amplitudo gelombang tsunami, sedangkan warna hijau menunjukkan topografi atau ketinggian permukaan tanah. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Hantoro dkk (2007) yang mempresentasikan waktu perambatan gelombang tsunami mencapai pantai profinsi Lampung dan profinsi Banten akibat meletusnya gunung krakatau tahun 1883. Perbandingan hasil penelitian ini dipresentasikan dalam Tabel 1. Dari perbandingan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu perambatan gelombang tsunami mencapai pantai profinsi Lampung (Teluk Betung dan Kalianda) dan pantai profinsi Banten (Merak), yang dihasilkan dalam penelitian sangat mendekati dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hantoro dkk (2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar